Selasa, 27 Desember 2011

Uji Sisa Chlorin

LAPORAN PRAKTIKUM
PENYEDIAAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH
“PEMERIKSAAN SISA CHLOR”







Disusun oleh:
1. Imam Agung Fajarudin (B1003026)
2. Irma Setyani (B1003027)
3. Isnaini Candrawati (B1003028)
4. Joni Wandono ATP (B1003029)
5. Karomat (B1003030)


PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Penyediaan air bersih sangatlah perlu dilakukan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari suatu daerah. Peningkatan kualitas air bersih dapat dilakukan dengan jalan mengadakan pengelolaan air yang akan diperlukan sebagai air minum.
Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.
Untuk menjaga kualitas air yang didistribusikan oleh perusahaan penyediaair minum agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkangangguan kesehatan maka perlu ditetapkannya persyaratan kualitas air minumoleh pemerintah. Dengan didasari hal tersebut maka diterbitkanlah PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan pemerintah ini mengharuskanair yang didistribusikan perusahaan air minum kepada pelanggan agar memenuhidan mengikuti standar kualitas air minum yang telah ditetapkan pemerintah.Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengambil masalah untuk laporan kerja praktik yang akan dijelaskan pada bab berikutnya

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar sisa chlor di dalam air.
















BAB II
DASAR TEORI

A. Air secara Umum
Makhluk di dunia ini tanpa terkecuali sangat menggantungkanhidupnya pada air. Untuk manusia, air selain sebagai konsumsi makan danminum juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain(Sutrisno, 2004). Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajathidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia sertamakhluk hidup yang lain. Dalam pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus terus diperhatikan segenap pengguna air termasuk juga oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, denganmemperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang(Effendi, 2003).Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahankuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkatdan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakinmenurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003).
Dengan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk didunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mautidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnyadibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhikebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber – sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yangsangat sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudahlangka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mempergunakancara demikian. Di mana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti harusmempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minumagar terbebas dari berbagai penyakit (Sutrisno, 2004).Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan KerjaPerkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih, yaitu air yangdipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratankesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlakudan dapat diminum apabila dimasak.Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagimahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tanggalainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Kebutuhan air yang palingutama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orangmemerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syaratkesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zattertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakankelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah tersebut, maka perludiketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpamenyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagimanusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusiamampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual (Sutrisno,2004).
B. Parameter Kimia Air Bersih
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
pH penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air padaumumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida.Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar kualitasair minum dalam hal pH adalah apabila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yangsangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan Kesadahan
ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahannonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan kalsium danmagnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hinggamendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, khlorida dan nitrat darimagnesium dan kalsium disamping besi dan alumunium. Konsentrasi kalsiumdalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakittulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapatmenyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning danmenyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batasmaksimal yang terkandung di dalam air adalah 1,0 mg/l.
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung di dalam air menurut Peraturan MenteriKesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminiummenyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur haramakanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci ketel), selain itu mengakibatkan baudan korosi pada pipa. Kandungan sulfat sering dihubungkan dengan penanganandan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat bersumber baik dari NO2 di atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yangdigunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter . Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit yangdapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen di dalam tubuh.
8) Khlorida
Khrlorida pada air harus dalam konsentrasi yang layak dan tidak berbahaya bagi manusia. Khlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapatmenyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.Penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepat, danrasa mual. Dalam jumlah kecil, zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak (Sutrisno, 2004).

C. Pemeriksaan Residu Klorin
Sanitasi dan hygiene merupakan suatu usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan pada kegiatan dibidang pencegahan penyakit. Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan sebagai akibat dari adanya interaksi faktor lingkungan hidup dengan manusia. Sanitasi itu sendiri sebagai penciptaan/pemeliharaan kondisi yg mampu mencegah terjadinya kontaminasi pada makanan. Sanitasi dan dalam pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan pengusaha untuk menciptakan keadaan yang baik bagi usaha pengolahan hasil perikanan yang dikelolanya sesuai dengan syarat- syarat kesehatan manusia. Sanitasi yang baik pada akhirnya akan dihasilkan produk yang higienis (Adis, 2010).
Sanitasi dan higiene tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya mencegah kontaminasi, baik secara fisik, kimiawi dan biologi, sebagai syarat kesehatan konsumsi manusia. Sebagai salah satu contoh terjadinya kontaminasi kimia adalah masih adanya residu khlor sebagai akibat adanya khlorinasi air. Adanya khlorinasi air ini akan sering kita temui pada area unit pengolahan hasil perikanan, seperti pada cold storage dan ruang proses yang berfungsi sebagai desinfektan. Klorinasi air perlu dilakukan untuk menginaktifkan organisme-organisme bakteri dan virus patogenik yang dapat dipindahkan melalui air. Biasanya patogen utama yang terdapat di dalam air tersebut berasal dari kotoran manusia, seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi, Bacillus shigella, dan Vibrio cholerae. Sedangkan dalam khlorinasi air ini sendiri, membutuhkan zat kimia yang digunakan untuk desinfeksi air. Dari berbagai macam-macam zat kimia yang digunakan untuk khlorinasi air, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu khlor).

Khlor secara spesifik merupakan unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl, yang termasuk dalam golongan halogen. Khlor memiliki unsur murni yang mempunyai keadaan fisik berbentuk gas, berwarna kuning kehijauan yang dapat bergabung dengan hampir seluruh unsur lain karena merupakan unsur bukan logam yang sangat elektronegatif. Untuk senyawa khlor yang digunakan adalah gas, cair dan padat. Khlor ini berasal dari gas khlor Cl2, NaCl2, Ca(OCl)2 (kaporit) atau larutan HOCl (Asam Hipoklorit).
Dari khlorinasi air yang tidak sesuai ketentuan, biasanya mengakibatkan adanya residu dari khlor tersebut yang dapat membahayakan jika terjadi kontaminasi. Dari terjadinya kontaminasi tersebut menyebabkan kerugian, antara lain menyebabkan keracunan, keamanan/bahaya penggunaan terhadap kesehatan, dan dicurigai bersifat karsiogenik. Residu khlorin terdapat dalam 2 bentuk yaitu residu klorin terikat, dan residu khlorin bebas. Residu khlorin terikat, khlorin diikat secara alamiah dalam air. Sedangkan khlorin bebas, bila khlorin ditambahkan secukupnya untuk memproduksi klorin bebas.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu adanya analisa tentang adanya residu khlorin. Hal ini dikarenakan residu khlorin dikategorikan sebagai zat kimia yang juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi sanitasi dan hygiene yang baik (Supenti, 2011)
Masyarakat yang tinggal di tempat yang sama selama hidupnya dan selalu minum air yang terkontaminasi dapat mengembangkan kekebalan terhadap kontaminan tersebut sehingga tidak atau sedikit mengalami masalah kesehatan. Namun tidak demikian halnya dengan masyarakat yang terkena bencana. Situasi darurat memiliki tiga efek pada populasi yang saling berkaitan, karena: memaksa masyarakat berpindah ke tempat yang baru dimana kualitas air berbeda dari yang biasa mereka minum, sehingga mereka tidak memiliki kekebalan; Memaksa masyarakat hidup di situasi yang buruk, seperti dalam tenda atau penampungan sementara dimana sulit untuk tetap mempertahankan perilaku kebersihan, dan Mempengaruhi pola makan, bahkan seringkali menurunkan kualitas gizinya dan membuat mereka makin rentan terhadap penyakit.
Karena itu bagi masyarakat yang berada pada kondisi darurat, penyediaan air yang berkualitas baik penting. Terdapat beberapa cara meningkatkan kualitas air minum. Yang tersering adalah pengendapan dan penyaringan yang diikuti oleh disinfeksi (dibahas pada tulisan yang lain). Disinfeksi (pembunuhan mikroorganisme yang berbahaya) dapat dicapai dengan berbagai cara namun yang tersering adalah melalui penambahan klorin. Nmun klorin hanya akan bekerja dengan baik jika air jernih. Penambahan klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin. Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.
Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8.
Klorin merupakan zat kimia yang relatif murah dan siap digunakan; begitu dilarutkan dalam air dengan jumlah yang cukup akan merusak sebagian besar kuman penyebab penyakit tanpa membahayakan manusia. Namun demikian saat organisme telah rusak, klorin juga akan habis. Jika klorin yang ditambahkan cukup, setelah semua organisme rusak akan terdapat sisa klorin dalam air yang disebut sebagai klorin bebas Klorin bebas akan tetap berada dalam air sampai hilang di dunia luar atau terpakai untuk membunuh kontaminasi baru. Karena itu jika kita memeriksa air dan menemukan masih terdapat klorin bebas yang tersisa, hal itu merupakan bukti bahwa sebagai besar organisme dalam air yang berbahaya telah disingkirkan dan air aman diminum. Pengukuran tersebut dinamakan residu klorin. Pengukuran residu klorin dalam air merupakan metode yang sederhana namun penting untuk memeriksa apakah air yang dikirimkan telah aman untuk diminum.
Pemeriksaan yang tersering adalah uji indikator dpd (dietil parafenilen diamin) dengan menggunakan komparator. Pemeriksaan ini merupakan metoda yang paling cepat dan sederhana untuk memeriksa residu klorin. Dengan pemeriksaan ini, reagen dalam bentuk tablet ditambahkan pada sampel air hingga air berwarna merah. Kepekatan warna kemudian dibandingkan terhadap warna standar pada grafik untuk menentukan konsentrasi klorin. Semakin pekat warna, semakin tinggi konsentrasi klorin dalam air. Beberapa alat untuk memeriksa residu klorin dalam air, dapat dibeli dengan mudah. Alat tersebut kecil dan mudah dibawa. (www.google.com)
Cara masuknya klorin kedalam tubuh manusia
Klorin merupakan zat asam yang korosif. Klorin akan berperan sebagai iritan kuat pada jaringan yang sensitif. Kontak jangka panjang dengan klorin dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas adalah zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kerusakan sel.
Klorin dapat masuk ke tubuh dengan cara :
1. Terhirup melalui saluran nafas. Klorin sangat berbahaya bila terhirup ke saluran pernafasan. Berat molekul gas klorin lebih besar dari udara sehingga akan selalu menempati daerah terendah dan mengendap di saluran nafas. Paparan klorin pada anak-anak dapat menyebabkan serangan asma. Studi di Belgia tahun 2003 menyebutkan iritan yang dikenal dengan triclhoramin. Trikloramin ini akan dilepaskan apabila air yang berklorinasi bereaksi dengan material organik seperti urin atau keringat manusia. Trikloramin dipercaya dapat menginisiasi proses biologi yang dapat merusak barier seluler permukaan paru.
2. Kontak dengan kulit atau mata. Efek klorin sangat negatif untuk kosmetik. Klorin dapat menyebabkan hilangnya kelembaban kulit dan rambut sehingga terlihat keriput dan kering. Kontak dengan cairan klorin dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar.
3. Melalui inhalasi uap panas dan absorbsi melaui kulit. Paparan klorin yang berbahaya adalah melaui inhalasi uap panas dan absorbsi melalui kulit saat mandi menggunakan shower. Air shower yang hangat akan membuka pori-pori kulit dan menyebabkan peningkatan absorbsi klorin dan bahan kimia lainnya dalam air. Inhalasi sangat berbahaya mengingat gas klorin (kloroform) yang terhirup dapat langsung menuju aliran darah.1
4. Masuk ke saluran cerna melaui air atau makanan yang terkontaminasi. Menurut U.S. Council of Environmental Quality, risiko terjadinya kanker meningkat sebesar 93% pada penduduk yang mengonsumsi air berklorinasi dibandingkan dengan yang tidak mengandung klorin. Pada penelitian binatang, tikus yang terpapar klorin dan kloramin menderita tumor ginjal dan usus.
Dr. Joseph Price menulis sebuah buku yang kontroversal mengenai efek klorin dapat menyebabkan aterosklerosis, serangan jantung dan stroke. Dr. Price mengadakan percobaan pada ayam. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diberi air minum berklorinasi dan yang tidak. Ketika dilakukan otopsi, kelompok yang terpapar klorin memperlihatkan penyakit jantung sistemik pada setiap spesimen. Kelompok yang tidak terpapar tidak menunjukkan hal demikian. Kelompok yang terpapar klorin menunjukkan sirkulasi yang buruk, bulu-bulunya rontok, kedinginan dan kurang aktif saat musim dingin tiba. (Sari, 2011)




























BAB III
MATERI DAN METODE


A. MATERI

1. Alat yang digunakan;
• Comparator Test Kit
2. Bahan yang diperlukan:
• Air sampel yang mengandung chlor 10 ml
• Aquades 10 ml
• DPD Free Chlorine Reagen 1 bungkus

B. METODE
Cara kerja yang dilakukan yaitu:
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mengambil alat Comparator Test Kit dan memasukkan aquades sebanyak 10 ml ke dalam Cuvet Control
3. Memasukkan air sampel sebanyak 10 ml ke dalam Cuvet Sampel
4. Memasukkan 1 bungkus DPD Free Chlorine Reagen ke dalam Cuvet Sampel
5. Membandingkan warna yang sama antara Cuvet Control dan Cuvet Sampel
6. Melihat angka yang tertera pada Comparator
7. Mencatat angkanya sebagai nilai sisa chlor



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Setelah dilakukan pengukuran terhadap sampel diperoleh hasil besarnya nilai sisa chlor dalam air sampel adalah 0,9

B. PEMBAHASAN
Dalam praktikum pengukuran sisa Klor ini alat yang digunakan yaitu Komparator dish atau komparator test kit dengan bubuk DPD Free Chlorin Reagen sebanyak 1 bungkus. Caranya yaitu aquades sebanyak 10ml dimasukkan kedalam Cuvet control kemudian air sample sebanyak 10ml dimasukkan kedalam cuvet sample. Selanjutnya masukkan DPD Free Chlorin Reagen sebanyak 1 bungkus kedalam Cuvet sample. Setelah itu cuvet sample dikocok dan dbiarkan hingga tercampur. Baru setelah itu antara air sample dengan aquades dalam cuvet control dibandingkan dengan warna yang sama. Apabila warnanya sudah sama catat angka yang tertera sebagai kadar sisa chlor air sampel.
Di dalam bidang Kesehatan Lingkungan, pengukuran sisa klor ini berkaitan dengan bidang penyehatan air yaitu pada proses pengelolaan air bersih maupun air minum. Di dalam proses pengelolaan air bersih/air minum terdapat serangkaian proses yang pada tahap terakhirnya adalah proses Klorinasi atau penambahan klor sebagai zat desikfektan atau zat pembunuh kuman. Penambahan klor itu sendiri harus ada ambang batasnya terutama pada pengilahan air minum karena kadar klor yang terlalu tinggi di dalam air minum akan merusak sel dan system jaringan dalam tubuh.
Banyak dari kita yang sehari-harinya memakai air ledeng. Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan. Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita. Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.
Kegunaan klorin
1. Desinfektan. Klorin digunakan untuk desinfeksi air termasuk air untuk mandi, kolam renang dan juga air minum. Klorin digunakan sebagai desinfektan air minum karena mempunyai efek dapat membunuh bakteri E. Coli serta Giardia dan harganya murah. Penambahan klorin pada air minum dimulai sejak tahun 1800. Sejak tahun 1904, penambahan klorin pada air minum menjadi standar yang harus dipenuhi penyedia layanan air minum hingga sekarang. Termasuk pada air PDAM kita lho. Cairan klorin juga dapat digunakan sebagai cairan pembersih alat-alat rumah tangga.2 Di bidang kesehatan, larutan klorin 0,5% telah sejak lama digunakan untuk dekontaminasi alat-alat bedah seperti jahit set dan partus set.3
2. Pemutih. Pada proses produksi kertas dan pakaian, klorin digunakan sebagai cairan pemutih (bleaching). Di pasaran, klorin dikemas sebagai agent pemutih pakaian dengan berbagai merk. Bahan dasarnya dibuat dari natrium hidroksida dan gas klor (gas klorin dialirkan ke dalam larutan natrium hidroksida sehingga membentuk natrium hipoklorit (NaOCL) yang disebut zat pemutih).
3. Senjata kimia. Karena efeknya yang sangat iritatif, gas klorin telah digunakan sebagai senjata kimia pada perang dunia ke II.





















BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai yang tertera pada komparator test kit adalah 0,9. Nilai tersebut merupakan nilai dari kadar chlorine dalam air sampel yang diteliti.

B. Saran

Chlorine merupakan zat kimia yang iritatif pada kulit. Maka hindari pemakain air yang mengandung klorin apalagi jika air tersebut digunakan untuk dikonsumsi. Jika harus menggunakan klorin perhatikan baik-baik efek samping yang dapat ditimbulkan dari klorin tersebut.












DAFTAR PUSTAKA


http://endahcicuit.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum-kimia-pemeriksaan.html. diakses tanggal 28 November 2011

http://smk3ae.wordpress.com/2010/02/08/pengukuran-residu-klorin/. Diakses tanggal 28 November 2011

http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/awas-bahaya-klorin-pada-air-minum-kita/. Diakses tanggal 28 November 2011

http://kampungsehat.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:klorinkhlorinchlorinekaporitberbahayabagitubuh&catid=38:kampung-2&Itemid=1. Diakses tanggal 28 November 2011

http://saridoktermuda.wordpress.com/tag/manfaat-klorin/. Diakses tanggal 29 November 2011

http://ratziii3hhl0ust.blogspot.com/2011/04/analisis-residu-khlor-aktif.html. diakses tanggal 29 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar